Kamis, 17 Januari 2008

INDUSTRI RITEL dan AREA REKREASI


REKAMAN gambar PRESS TALK pada, 17 Januari 2008, pukul 17.00 -18.00, topik sebagaimana di atas.
Hadir dalam kesempatan ini, Hari Darmawan, pendiri Matahari Departemen Store - - yang kini tinggal memiliki 2% saja saham di Matahari - - kini mengembangkan Mall-Mall di kota Kabupaten, seperti di Cianjur, Karawang dan beberapa tempat lain. Hadir juga Handaka Santosa, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia yang juga CEO Senayan City. Juga, Budi Karya Sumadi, Dirut PT Jaya Ancol Tbk..
Mempertemukan topik iritel dan area rekreasi menjadi fenomenon pertama di media, begitu komentar Handaka. "Karena ritel dan rekreasi memang kini sudah menyatu, " katanya.
Tetapi menghadirkan Ancol, sebagai sebuah konten lokal yang sukses, sebagai sebuah contoh kasus untuk area rekreasi lokal yang memimiliki fenomena, menguntungkan secara bisnis, menjadi BUMD pertama dan satu-satu yang sudah go public, kini merambah usaha ke Vietnam, juga ke tingkat kabupaten seperti di Tenggarong, Kaltim. Ini artinya, juga kita mau, jika kemauan politik pemerintah ada, suatu peluang, bisa menjadi kisah sukses signifikan.
Kisah sukses signifikan lain, pada Matahari Departemen Store. Ia lagi-lagi murni buatan lokal. Tetapi krismon dan kebijakan yang berpihak kepada neoliberalisme, membuat pengusaha besar berjatuhan, dan asset perusahaan bagus Indonesia beralih kepada asing - - ini sebagai benang merah dilog dan topik PRESS TALK. Tak heran Hari Darmawan mengatakan dalam dialog, "Soeharto itu papa bisnismen," Artinya Soeharto, menurut Hari, selalu melakukan dialog dengan pengusaha, apa masalah, apa yang mesti dibantu. Hal ini ditambahkan Handaka, bahwa saat ini, pengusaha seakan memiliki hambatan komunikasi dengan pengusaha. Padahal Industri ritel menyerap tenaga kerja besar, nomor dua setelah pertanian.
Bagaimana industri ritel Indonesia ke depan? Simak PRESS TALK episode ini di QTV pada sepuluh hari ke depan.
Berikut pengantar dialog saya:
Pemirsa,
Selamat bertemu kembali dengan program PRESS TALK, Wadah Orang Media dan Orang yang Ditulis Media Bicara, bersama saya Iwan Piliang.

Kami mengucapkan terima kasih atas kritik, komentar yang masuk, sms yang datang bertubi menyikapi topik PRESS TALK yang telah tayang. Untuk itu jangan bosan layangkan komentar ada melalui sms ke

Topik kita kali ini Industri Ritel dan Area Rekreasi, lagi sebuah topik mikro, sektor riil, yang di dalam industri mampu menciptakan lapangan kerja besar.

Di kesempatan sebelum ini, PRESS TALK, banyak bicara tentang ekonomi, tentang situasi makro, tentang situasi yang mengerucut ke bagaimana International Monetery Fund (IMF), Bank Dunia, dan skema World Trade Organizasation (WTO), melalui tangan-tangannya, telah membuat INDONESIA yang kaya raya sumber daya alam (SDA), kaya raya sumber daya manusia (SDM), kaya raya inovasi - - seperti telekomunikasi rakyat yang dikembangkan komunitas Onno Widodo Purbo dari sudut ICT , yang juga telah tampil di program, seakan hanya suguhan yang bunyi di kalangan rakyat kebanyakan.

Iklim dan kenyataan yang tercipta, seakan seakan kita tak berkekayaan alam, seakan akan cuma beraset perilaku SDM beretos kerja lemah. Inilah keadaan yang menyelimuti bagiakan kulit ari buah yang kian lama kian tebal saja. Ia selalu diuarkan, oleh semacam koalisi busuk, sebagaimana diistilahkan Ichsanudin Noorsy, dari Indonesia Bangkit di forum PRESS TALK ini pula.

Keadaan sesungguhnya bisa beda. Jika saja kita memiliki pemimpin visioner dan berani, jika saja aset SDA dan SDM yang luar biasa itu, seperti mengutip kalimat Fuad Bawazier, dalam PRESS TALK yang lalu, Menyidik Kesejahteraan Rakyat, tidak ada alasan bahwa bangsa ini miskin, tidak ada alasan rakyat harus antri sembako, tidak ada alasan sengsara, apalagi hina dina, seakan terjajah di negerinya sendiri.

Sayang memang pemimpin pilihan rakyat yang tercipta laksana “boneka ekonomi”, sebagaimana diungkap Fuad, memang telah membuat masyarakat kebanyakan lunglai, daya beli lemah, pengangguran bertambah.

Ciputra, pengusaha 2007 pilihan Ernst & Young, yang juga pendiri Taman Impian Jaya Ancol, mengatakan pengusaha di Indonesia hanya 0,08% dari jumlah penduduk. 750.000 lulusan sarjana setiap tahun menganggur. Kita perlu terobosan menggerakkan sektor riil.

Untuk itu saat ini di studio saya telah hadir insan-insan luar biasa. Mereka bergerak, bersuara, mengedepankan kekuatan potensi bangsa sendiri, untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri, khusunya di industri ritel dan area rekreasi; kita akan menyigi ihwal ini

3 komentar:

Nico Wijaya mengatakan...

Tayang dmana pak?

Narliswandi (Iwan) Piliang mengatakan...

Q TV dan SWARA , di kanal Indovision, Kabelvision, Telkomvision (televisi kabel). Setiap hari Senin pukul. 23.00 (Qtv), Selasa pukul 23.00 (SWARA dan Rabu pukul 17.00 QTv)

Narliswandi (Iwan) Piliang mengatakan...

Penayangan di Qtv dan SWARA. Di kanal Kabelvision, Indovision, dan telkomvision - - televisi kabel berbayar.

Ditayangkan setiap Senin pukul 23.00 - 24.00 (Qtv). Selasa pukul 23.00 -24.00 dan Rabu, pukul 17.00 - 18.00 (Qtv.

Terima kasih responnya!