Kamis, 22 November 2007

Testimoni Industri Kreatif dan Media

Bila disimak beberapa kabar di blog ini, tampak fokus ke program media watch, termasuk program teve PRESS TALK yang digagas PWI-Reformasi untuk Qtv, di mana saya sebagai Ketua Umum Kornasnya.

Pengantar di blog berjudul Credential Asset yang Bangkit, lebih cenderung bicara konten teknologi informasi, konten web dan seterusnya. Jawabnya adalah: saya pribadi, selain jurnalis, pada waktu lalu pernah menjadi praktisi di industri animasi, juga mencoba melirik peluang di mobile content - - game, baik untuk yang berbasis aplikasi Java terutama CDMA, juga kini mengamati perkembangan Mirosoft Mobile 6.

Saya memiliki seorang kolega programer, lulusan UCLA, AS, yang bersama-sama pernah mebuat animasi 3D wayang untuk konten simulation ride. Ia Anthony Seger. Kini ia sedang melakukan development game untuk Microsoft Mobile 6. Anthony, sosok yang pernah mengantungi uang lebih dari US $ 2 juta. Dana itu kebanyakan habis untuk mengembangkan proyek-proyek baru yang menurut jabaran bangsa ini, intangible - - terutama bahasa bank, bahkan penilian Bank Indonesia. Ia bercita-cita, dalam waktu yang dekat bisa membeli Gulfstream 33- sitter, pesawat jet pribadi yang menjelajah trans pacific. Dan saya sangat yakin suatu waktu ia bisa.

Akan hal hubungannya saya dengan Athony, saya sangat percaya, untuk mengubah segala sesuatu yang nggak karuan di negeri, adalah melalui laku independen, tumbuhnya masyarakat madani yang mendapatkan income dari US $, tidak bergantung ke proyek pemerintah dan sosok manapun. Manusia dengan karya demikian, dapat berbuat banyak, berbicara bebas, menegakkan sembilan elemen jurnalistik.

Saya menabalkan blog ini, memang, untuk itu, dengan sangat optimis. Optimis sekali. Dasarnya kita sebagai bangsa, memiliki asset budaya yang luar biasa - - jauh lebih luar biasa dibandingkan hutan, ikan, tambang dan seterusnya. Cuma, pejabat, pemerintah kita, memang, bego, atau keblinger. Segala yang ada sekarang hanya dilihat dari yang tampak, tangible. Yang tidak kelihatan bukan asset.

Maka mampuslahkau Indonesia, macam lagu dibajak, batik dibajak, genetik anjing Kintamani,Bali dibajak dan deretan panjang lainnya. Brain drain mengalir ke luar negeri. Salah siapa. Salah Malayasiakah. Hanya orang-orang bengak yang selalu menyalahkan orang lain, bukan dirinya sendiri.

Itu dasar, maka di akhir pengantar blog, saya katakan, bahwa melalui konten budaya yang menjadi industri akan meraih US $ tak berbatas, bukanlah isapan jempol beleka. (IP)

Tidak ada komentar: