Rabu, 20 Februari 2008

Aliran Dana BI Bertali Temali ke BLBI

Dalam pengambilan gambar PRESS TALK pada Selasa, 19 Februari 2008 kemarin, hadir sebagai tamu adalah Fuad Bawazier, Permadi, Anggota DPR komisi I, dari fraksi PDIP dan Arbab Paproeka, anggota DPR komisi III, dari fraksi PAN. Topik sebagaimana judul di atas.

Ada catatan khusus saya dalam pengantar talk show ini. Untuk ketiga kalinya Fuad tampil di program ini. Alasannya, di tiga topik terakhir ini yang dikupasa dalah berkait ke keberadaan anggota parlemen, otoritas pemerintah dan latar pendidikan di bidang keuangan, plus bicara Fuad apa adanya, seperti mengatakan, "Presiden cuma boneka ekonomi," di topik episode lalu, menjadi magnitud kuat menghadirkannya.

Di dalam dialog mengemuka, bahwa aliran dana Rp 31,5 miliar (dari Rp 100 miliar kasus) yang mengalir dari BI ke DPR, ternyata berkait ke soal isu BLBI yang harus diredam, termasuk kekuasaan untuk mendirikan Otoritas Jasa Keungan (OJK), yang semula hendak dilepas dari Bank Indonesia, kemudian memang mendingin dan tetap hingga hari ini masih di pangkuan ranah BI.

KPK, yang di awal jabatan ketuanya Antasari Azhari, memberi angin segar dengan ditangkapnya Walikota medan dan Wakilnya, juga dengan ditangkapnya Rusdiharjo, mantan Kapolri, tetapi bergeming pada kasus aliran dana BI. Dari 17 nama tersangka yang dicekal, satu nama yang semula di duga kuat menerima aliran dana, HY (Hamka Yandhu), tidak masuk dalam sosok dicekal. Apakah kerana keberadaan yang bersangkutan memiliki kedekatan dengan meteri Hukum, juga menjadi tangan Golkar, dalam hal ini Jusuf Kalla ke parlemen bagi kepenting Golkar, dikupas juga secara jernih dalam dialog ini. HY adalah salah satu bendahara Golkar. ia juga bendahara PSSI.

Yang pasti menurut PERMADI, dialog macam talk show PRESS TALK tetap diperlukan untuk pencerahan bagi masyarakat. Sebagai media alternatif, talkshow alternatif, pada episode ini, lagi-lagi premisnya adalah: kepentingan uangn receh, telah membuat negara masuk ke lembah hina, menihilkan logika, integritas dan hatinurani. Simak dialognya minggu depan, Senin 25 Februari pukul 23.00 di QTV, Selasa pukul 23.00 di SWARA dan Rabu pukul 17.00.

3 komentar:

Hanafi mengatakan...

anda ini orang yang sangat cerdas.
saya suka cara anda memandang hidup

saya kenal anda dari milis FPK

Donny Wijaya mengatakan...

Belajar Internet Marketing

herizal alwi mengatakan...

Penyimpangan BLBI dimulai ketika BI memberikan dispensasi kepada bank-bank umum untuk mengikuti kliring meskipun rekening gironya di BI bersaldo debet. Dispensasi diberikan kepada semua bank tanpa melakukan pre-audit untuk mengetahui apakah bank tersebut benar-benar membutuhkan bantuan likuiditas dan kondisinya sehat. Akibatnya, banyak bank yang tidak mampu mengembalikan BLBI.